Wisata Alam, Kolam Tilangnga' |
Tana Toraja memiliki beragam budaya dan legenda. Salah satu yang cukup terkenal adalah wisata alam Tilangnga, sebuah legenda cerita ibu menyusui yang unik dan menarik.
Upaya Pemkab Tana Toraja mendorong dan mengenjot perkembangan pariwisata sebagai andalan khusus untuk meningkatkan pendapatan asli daerah dan penghasilan masyarakat merupakan paradigma baru pembangunan. Sebab, dunia pariwisata telah menjadi sektor andalan gerakan ekonomi dan sosial kemasyarakatan.
Sejalan dengan program andalan Bupati Theofilus Allorerung yakni “Terwujudnya Tana Toraja sebagai destinasi pariwisata unggulan Indonesia berbasis budaya dan lingkungan yang berkelanjutan menuju terciptanya masyarakat sejahtera dan mandiri”, dipandang perlu suatu perubahan sistem pengelolaan dan pengembangan pariwisata di Tana Toraja secara terencana dan terarah.
Wisata Alam, Kolam Tilangnga' |
Pariwisata sebagai obyek melakukan perubahan yang direncanakan secara bertahap menuju tercapainya kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan, arahnya harus jelas dan pasti karena melibatkan semua stakeholder. Sebab, pengembangan pariwisata yang multisektor perencanaan hendaknya diintegrasikan dalam satu pengembangan kawasan wilayah pariwisata yang komprehensip.
Dengan demikian, Kabupaten Tana Toraja sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW) terpopuler di dunia karena keunikan budaya dan adat istiadat rambu solo dan rambu tuka' maupun keindahan panorama alam.
Searah dengan itu, harus terus dilakukan peningkatkan kualitas pelayanan dan produk pariwisata. "Untuk mewujudkan harapan itu, sangat terbuka peluang investasi karena sumber daya alam yang cukup sekaligus memberikan ruang kepada para pelaku pariwisata untuk berinvestasi," ujar Kadis Pariwisata Tana Toraja, Lexianus Lintin, Kamis (8/3), di Makale.
Dikatakan Lexianus, potensi pariwisata Tana Toraja sebagai sektor unggulan yang dibuktikan Toraja sebagai surga pegunungan (Toraja The Highland Paradise) ditambah budaya dan pesona panorama alam yang indah dan sejuk, semakin meyakinkan jika Toraja sebagai idaman perlu dinikmati.
Apalagi dilengkapi dengan upacara rambu solo dan rambu tuka', semakin terbuka lebar para pengusaha pariwisata yang ingin berinvestasi sesuai potensi yang seperti agro wisata alam, jasa hiburan kesenian tradisional, refring, tracking, gantole, transportasi dan lainnya.
Selain itu, lanjut Lexianus Lintin, juga masih terdapat potensi sektor penunjang lain seperti perkebunan yang cocok untuk tanaman komoditi kopi dan komoditas andalan seperti markisa, tamarillo, strawbery, brocoli, dan asparagus.
Saat ini, obyek wisata permandian unggulan Tilangnga, kata dia, sedang dalam perbaikan infrastrutur jalan dan prasarana lainnya. Salah satu obyek yang menyuplai pendapatan asli daerah (PAD) karena cukup padat dikunjungi para wisman maupun wisnus. Sebab hanya berjarak kurang lebih 9 kilometer dari Kota Makale.
Wisata Alam, Kolam Tilangnga' |
Tepatnya di Kelurahan Sarira kecamatan Makale Utara diperbatasan Toraja Utara, punya legenda cerita unik. Pasalnya, di sekitar permandian alam ini terdapat batu meyerupai ibu bersama anaknya dalam goa posisi jongkok sering dikunjungi pasangan suami isteri yang sudah sekian tahun berumahtangga, tapi belum dikaruniai anak.
Syaratnya, bila berkunjung ke goa ajaib Tilangnga hanya membawa sesajian berupa telur maupun dupa sambil berdoa dan bermohon agar diberi keturunan sambil memegang payudara sang ibu.
Apabila permintaan berhasil dan dikabulkan, spontan payudara ibu mengeluarkan air putih seperti air susu ibu. Kemudian diminum dan dalam jangka waktu sekian bulan pasangan suami isteri sudah diberi keturunan.
Bukan hanya itu, dipermandian alam telaga Tilangnga' juga terdapat dua pohon besar tempat menyembah dan ritual masyarakat menganut Aluk Todolo. Apabila padinya di sawah sudah mulai berbulir, mereka berbondong-bondong memotong babi sebagai korban agar padinya tidak diserang hama.
Syarat selanjutnya, bila padi mulai menguning dan berbuah, petani kembali memotong ayam di pematang sawah atau ma'pesung sebagai simbol sesajian agar padinya berhasil.
Legenda di permandian alam Tilangnga membenarkan cerita ibu dan anak melanggar adat mengumpat atau berkata tidak senonoh ditelaga suci, belum selesai mencuci turun hujan deras disertai petir lalu keduanya berteduh dalam goa.
Kuatnya mitos bagi yang melanggar adat, ibu dan anak belum bertobat harus terima kutukan dan ahirnya menjadi batu dan kini menjadi legenda cerita menarik dan unik di permandian telaga Tilangnga, sekaligus daya tarik para pengunjung menyaksikan sekaligus mandi menikmati kesejukan airnya dengan sarat ikan lele, belut dan sejenisnya hidup di telaga tidak boleh diganggu, apalagi dipancing. Sebab, akan membawa bahaya bila dilanggar.
Laporan: Agus Burhan
Sumber : kemendagri.go.id
No comments:
Post a Comment