Kete Kesu. |
"Kete Kesu, Wisata Kuburan dan Tulang Belulang" hmmm bukan cerita tentang kolam renang dan villa mewah atau lembutnya pasir putih sambil menikmati sunset di tepi pantai. Sebuah tantangan yang membuat bulu kuduk merinding, citarasa wisata yang cukup berbeda dengan destinasi wisata lain di Indonesia yang kita kenal sebagai negara kepulauan terbesar, sementara yang ini Wisata Kuburan dan tumpukan tulang belulang...!
yuukk simak kisah perjalanan Andina Laksmi di Toraja berikut ini...
Jalan masuk ke Kete Kesu. |
Tanduk-tanduk kerbau yang dikorbankan dipasang berjejer di depan Tongkonan |
Kete Kesu terletak di sebelah selatan Rantepao, letaknya tidak jauh dari Rantepao, hanya sekitar 4 km. Dari Rantepao berkendaralah ke arah selatan, kemudian ada plang penunjuk jalan menuju Kete Kesu, beloklah ke kiri. Pemandangan menuju ke Kete Kesu sangatlah indah, bukit-bukit dan sawah terhampar disana.
Biaya masuk bagi wisatawan ke Kete’ Kesu adalah Rp10 ribu per orang. Objek wisata Kete’ Kesu adalah sebuah kompleks rumah adat Toraja yang disebut tongkonan dan pemakaman di tebing. Begitu masuk langsung terlihat deretan tongkonan yang unik. Kami pun berfoto-foto dengan berbagai pose. Salah satu tongkonan disana dijadikan museum, tapi pada saat itu masih belum buka.
Di depan makam tebing. |
Kami lalu berjalan ke arah belakang menuju tebing tempat pemakaman. Di kanan kiri jalan terdapat kios-kios yang menjual souvenir khas toraja. Nanti harus mampir kesitu nih… Oya, jika ingin melihat kerbau belang juga ada disini. Ada sebuah kandang yang berisi satu kerbau belang. Saya pun berfoto-foto sama kerbau ini. Kerbau belang adalah salah satu aktor utama dalam upacara adat khas Toraja, oleh karena itu harganya sangatlah mahal, dari puluhan hingga ratusan juta rupiah satu ekornya. Suku Toraja percaya bahwa arwah membutuhkan bekal (salah satunya kerbau) untuk melakukan perjalanannya menuju Puya (dunia akhirat) dan akan lebih cepat sampai di akhirat jika ada banyak bekal.
Foto bareng kerbau belang. |
Saya sendiri baru kali ini melihat kerbau belang secara langsung karena kerbau belang ini memang hanya hidup di Toraja. Kerbau ini memang unik, selain tubuhnya berwarna belang hitam dan pink, matanya juga memiliki banyak unsur warna putih. Jika ingin puas melihat kerbau belang datanglah ke Pasar Bolu di Rantepao, sebuah pasar tradisional dimana transaksi jual beli kerbau diadakan. Tapi pasar ini hanya buka enam hari sekali dan sayangnya pada saat kami disana pasarnya lagi tutup.
Kuburan di tebing. |
Sesampainya di ujung jalan terlihat tebing menjulang yang di celah-celahnya terdapat peti-peti kayu tempat mayat disemayamkan. Peti-peti ini berbentuk rumah dan perahu kecil. Terlihat juga tengkorak-tengkorak dan tulang-tulang berserakan di celah-celah tebing. Di beberapa titik juga terdapat sesajen yang berisi rokok, makanan, dan minuman soda (mungkin itu dulu kesukaan orang yang meninggal semasa hidup ya…).
Di bagian bawah tebing terdapat beberapa buah makam yang sangat besar berbentuk rumah dan di depannya ada patung manusia yang dibuat mirip dengan orang yang meninggal. Kami juga melihat sebuah lubang di tebing yang tertutup pagar besi dan digembok. Di dalamnya terlihat patung-patung sebuah keluarga. Konon di dalam lubang itu, selain makam juga terdapat benda-benda berharga almarhum sehingga dipagari dan digembok.
Makam yang mewah. |
Upacara pemakaman suku toraja kadang-kadang baru digelar setelah berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun sejak kematian yang bersangkutan, dengan tujuan agar keluarga yang ditinggalkan dapat mengumpulkan cukup "bekal" untuk menutupi biaya pemakaman. Suku Toraja percaya bahwa kematian bukanlah sesuatu yang datang dengan tiba-tiba tetapi merupakan sebuah proses yang bertahap menuju Puya (dunia arwah, atau akhirat). Dalam masa penungguan itu, jenazah dibungkus dengan beberapa helai kain dan disimpan di Tongkonan. Arwah orang mati dipercaya tetap tinggal di desa sampai upacara pemakaman selesai, setelah itu arwah akan melakukan perjalanan ke Puya.
Makam dengan jeruji besi dan gembok. |
Pilih yang mana yaa... |
Setelah puas melihat kuburan di tebing, sekarang tiba waktunya untuk berbelanja. Souvenir yang dijual disini kebanyakan adalah ukiran kayu khas toraja. Setiap ukiran memiliki nama khusus. Motifnya biasanya adalah hewan dan tanaman yang melambangkan kebajikan, contohnya tanaman air seperti gulma air dan hewan seperti kepiting dan kecebong yang melambangkan kesuburan.
Selain itu juga motif kerbau atau kekayaan, sebagai harapan agar suatu keluarga memperoleh banyak kerbau. Tentunya saya membeli ukiran kayu tersebut untuk hiasan dinding di rumah. Selain untuk hiasan dinding, ukiran kayu juga dibuat dalam bentuk peralatan rumah tangga seperti baki, asbak, tempat tissue, tatakan gelas, dan lain sebagainya. Saya memilih sebuah baki kecil dengan harga Rp 50 ribu untuk saya bawa pulang. Disana juga dijual kain-kain dengan motif Toraja, tapi sayang tidak banyak motifnya. Saya pun membeli kain dengan motif ornamen khas Toraja kembaran dengan grandis. Punya saya warna putih dan pink, sedangkan punya grandis warna hijau dan emas. Harga kain itu per lembarnya 105 ribu dengan panjang 3 meter.
Artikel dan Foto: Andina Laksmi
Tentang penulis:
Andin di depan Tongkonan. |
Andina Laksmi, wanita kantoran dan juga seorang ibu, namun disela-sela kesibukannya sebagai pegawai kantoran, masih menyempatkan diri untuk pergi travelling dan menulis blog. Hobinya untuk travelling dan menulis sudah mengantarkannya ke berbagai tempat wisata baik dalam negeri maupun luar negeri. Anda bisa membaca kisah perjalanannya pada blog "Here, There, & Everywhere _ my travel notes".
Semoga bermanfaat... nantikan kisah lainnya... :)
Sumber: artikel ini sebelumnya diposting dengan judul "Kete Kesu, Wisata Kuburan dan Tulang Belulang" _ atas izin dari penulis, artikel ini kami posting kembali untuk menambah informasi tentang pariwisata di Indonesia khususnya di Toraja.
No comments:
Post a Comment